Slide

1 / 11
Silat Seruling Dewata
2 / 11
Silat Putri di Puncak Watukaru tahun (2016)
3 / 11
Pendekar Seruling Dewata Bali
4 / 11
Silat Putra di Puncak Watukaru tahun (2016)
5 / 11
Silat Putra di Puncak Watukaru
6 / 11
Ketua Aliran Silat Bali Kuno
7 / 11
Bersama Sesepuh Generasi IX
8 / 11
Siswa SD berlatih Silat Bali Kuno
9 / 11
Anak-anak berlatih Silat Bali Kuno
10 / 11
Latihan Gabungan
11 / 11
Latihan Gabungan Sabuk Hitam (Slimed Ireng)

Tapak Suci Nawasanga

Tapak Suci Sembila Dewa



Mudra adalah gerakan tubuh atau anggota badan , gerakan atau posisi yang mempunyai pengaruh terhadap aliran prana didalam tubuh yang juga berpengaruh kepada kejiwaan . di Bali istilah Mudra sering di sebut dengan Tetanganan. adapun mampaat berlatih dan belajar Mudra Nawa Sanga adalah sebagai berikut :

Dapat merangsang dan menggerakan pembuluh – pembuluh dalam badan,
  1. Api dalam perut (tenaga dalam), diperbesar hingga terhimpum tenaga dalam yang berpusat di perut (pusar),
  2. membersihkan dan membuka Nadhis, yaitu pembuluh tempat mengalirnya tenaga atau energi cakra.,
  3. Membersihkan dan membuka Garanthi , yaitu simpul Nadhis yang merupakan tempat bertemunya beberapa Nadhis,
  4. Menggetarkan Dewa Dewa yang bersemayam dalam Cakra Cakra untuk memudahkan Cakra dan membangkitkan api Kundalini,
  5. untuk mencapai kesempurnaan yoga. Seorang Yogi atau Yogini yang mengesampingkan latihan Mudra atau hanya berlatih satu atau dua Mudra saja , sehingga tidak lengkap , akan mengalami kegagalan Yoga. (silahkan hubungi Pesraman Perguruan Seruling Dewata, bila ingin mendapatkan informasi lebih lanjut) .”Beberapa contoh mudra Nawa Sangga”, seperti Mudra Iswara, Mudra Wisnu, Mudra Rudra, Mudra Mahadewa, Mudra Maheswara, Mudra Sambu, Mudra Sangkara, Mudra Brahma dan Mudra Siwa. Mudra Nawa Sangga merupakan bentuk sikap para Dewa (Tuhan), ketika sedang bersemadhi. Mudra ini harus di latih secara lengkap, tidak boleh berlatih hanya sebagian atau hanya mudra tertentu saja agar seluruh Nadhis dan Garanthi di bersihkan. apabila Mudra ini dilatih dengan tekun oleh seorang Yogi, maka akan membantu Yogi tersebut akan mencapai kesempurnaan yoga.(Ki Nantra, buku Pra Kundalini, hal 27).

Mudra Nawa Sanga secara lengkap adalah tahapan awal atau dasar atau pondasi latihan Cakra dan pembangkitan Kundalini. Meditasi pembukaan Cakra tanpa di awali latihan Mudra Nawa Sanga dapat berakibat buruk. Cakra yang telah terbuka disetiap putarannya memancarkan tenaga atau energi. kemudian energi atau tenaga ini mengalir keseluruh tubuh manusia malalui Nadhis, dan Garanthi. kalau seseorang belum berlatih Mudra tentu Nadhis atau Garanthis tidak bersih atau masih kotor dan tertutup. energi Cakra yang sudah terbuka akan membobol Nadhis dan Garanthis secara paksa. kekotoran Nahis atau Garanthis ikut dipancarkan keseluruh tubuh dan mengendap di bagian tertentu. kekotoran Nadhis dan Garanthis yang mengendap di organ tubuh tertentu dapat mengganngu fungsi organ tubuh bersangkutan. fungsin organ yang terganggu akan menimbulkan berbagai gangguan penyakit. banyak penulis lihat praktisi Cakra dan Kundalini yang mengumpulkan sejumlah orang baru kemudian dibukakan Cakranya semua langsung begitu saja. setiap orang selama 5-15 menit. tentunya Guru atau Master tidak tahu dan tidak memperhatikan apakah Nahis atau Garanthis orang baru dilihatnya itu sudah terbuka , bersih atau belum ?, hal ini tentunya bisa berakibat buruk bagi orang yang dibuka Cakranya dan ini sudah tentu merupaan suatu kesalahan besar, karena kelalaian dan kurang lengkapnya pengetahuan tentang Cakra dan Kundalini . Sebaiknya menurut Ki Nantra , sesepuh generasi IX Perguruan Seruling Dewata sebelum membuka Cakra sebelumnya harus melakukan latihan Mudra sedikitnya 1-2 minggu.

Berikut Contoh Mudra yaitu Mudra Iswara :

duduk bersila dengan, kaki kanan disepan “Suastik Asana”, kedua tangan mekar, ujung jari ditengah, dan ibu jari bertemu, tangan kiri di lutut kiri, tangan kanan di didepan dada, jari jari menghadap ke atas, telapak tangan menghadap kekiri, inilah Mudra Iswara namanya.

Arti serta pengertian lebih luas tentang Mudra :

Dalam buku Mudra yang ditulis oleh Sesepuh Generasi IX (Ki Nantra) Mudra dikatakan mempunyai pengertian sebagai ujung atau merupakan sikap sikap tangan atau sebagai gerak gerak tangan yang mempunyai nilai atau kekuatan magis. secara morfologi Mudra dalam bahasa Sansekerta tidaklah dapat kita pisahkan , karena kata Mudra ini merupakan satu kata, hal ini dapat kita buktikan dengan adanya kata Mudra dalam bahasa jawa kuno yang asalnya dari bahasa Sansekerta secara etimologi berarti sikap tangan. Pengertian lainnya bahwa Mudra merupakan yang berfungsi untuk melindungi Bhuana Alit dan Bhuana Agung, di Bhuana Agung Mudra ini merupakan senjata Nawa Dewata yang jumlahnya sembilan buah senjata. Sedangkan Mudra (senjata), yang dibentuk berdasarkan gerak tangan ini jumlahnya lebih kurang 16 (enam belas) yang dihitung berdasarkan pengider – ider satu bertempat ditengah sehingga jumlahnya menjadi 17 (tujuh belas) buah senjata yang mempunyai wujud dan fungsi sendiri. Mudra ini kebanyakan di pakai oleh sulinggih pada saat memuja atau melakukan upacara yang menggarisbawahi mantra. perpaduan seni Mudra dari agama ini mempunyai dasar simbolik yoga, seperti penyatuan Buddha di Bali kepada Wairocana, dengan wujud lainnya yaitu Dhyani Bodhi Sattwa Samantabhara. Hindu menyatu dalam Ciwa yang menyebutkan hidup dan gerak alam jasmani dan rohani. jadi sesungguhnya dari pengertian ini mudra adalah merupakan sikap tanagan dan senjata Nawa Dewata dan Dhyani Buddha di Bhuana Agung.

Selanjutnya banyak bentuk Mudra kita jumpai dalam meditasi Kanda Pat, meditasi Ajian, Mudra Pengusadha, Mudra Yoga dalam ilmu silat tingkat tinggi dan sebagainya.

Didalam Kanda Pat di Perguruan Seruling Dewata ada sekitar 57 macam Mudra, diantaranya Mudra Madu Kama, Mudra Panunggalan Semara, Mudra Pemutus Semara, Mudra Somyaning Butha , Mudra Penundung Bhuta, Mudra Pemrelina Butha, Mudra Pengancing Garba, Mudra Pemungkah Lawang, Mudra Pengempon Rare, Mudra sarining Merta, Mudra Sarining Ucap, Mudra Sarining Raksa, Mudra Urip Waras, Mudra Raksa Kemit, Mudra Merta Buana, Mudra Pengampak Sabda.

Sementara ada ribuan Mudra Ajian Ajian seperti Mudra Panca Dewata, Mudra Panca Brahma, Mudra Teja Angga Sarira, Mudra Pemalik Sumpah , Mudra Geni Prelina, Mudra Teterek, Mudra Nawa Sanga, Mudra Asta Bawa, Mudra Ong Kara Mumbul, Mudra Dharma Caruban, Mudra Wenara Petak, Mudra Suniata, Mudra Gunasih Aji Tastra, Mudra Durga Maya, Mudra Nesti Krodha Namo Dayah, Mudra Lampah Ing Lampah, Mudra Mandala Geni, Mudra Wesi Kuning, Mudra Tunggang Maruta, dan lain sebagainya.

Sementara dalam pengobatan Ilmu Bali Kuno yang terdapat dalam Pustakan “Walian-Cakti-Yoga-Cara-Bhumi-Castra”, ada banyak mudra berkaitan dengan penyembuhan penyakit di antaranya 12 macam Mudra Pantog Rah yaitu bentuk sikap jari tangan yang biasa dipergunakan dalam menotok aliran darah, ” Surya Mudra ” untuk mengobati penyakit karena angin seperti : masuk angin, keringat dingin, perut kembung dan lain sebagainya. “Pertiwi Mudra ” untuk menyembuhkan penyakit kuku, tulang, kulit dan sebagainya, “Waruna Mudra” untuk mengobati penyakit perut dan apru paru, “Wisia Mudra” untuk menolak bisa, racun, cetik, dan sebagainya. “Wresada Mudra” untuk menolak berbagai gangguan penyakit.

selanjutnya Mudra pula kita dapati pada benda benda budaya dan seni budaya, seperti : gerak Mudra pada tari – tarian sakral maupun tidak sakral, sikap tangan pada patung (pratima) dan gerak tangan pada seni wayang. Sikap tangan yang dipergunakan umumnya telah mengalami perubahan sesuai dengan karakteristik seni itu sendiri. Untuk memberikan gambaran bahwa sikap Mudra ini dipergunakan pada seni budaya misalnya (seperti sikap) : Amusti, sikap Kuta Mantra (sikap menyembah), Akasamudra , Kepalamudra, Wrasadamudra, dan Astramudra. Perubahan sikap ini menjadi : Ngiting, Nuding, Jeriring, Manganjali dan lain sebagainya. Disamping sikap tangan yang berasal dari Mudra, gerakan juga bersumber dari alam fauna dan flora seperti sayur mayur, nuduk bungan tunjung, gelatik nuwut muring, dan yang lainnnya. Setelah dipadukan menjadi sikap dan gerak tari sebagaimana yang kita dapati saat ini.

Lebih jelasnya lagi bahwa Mudra itu betul betul dipergunakan pada seni budaya, seperti sikpa tangan patung mempergunakan sikap Dhyana Mudra, Ngawa Sari, dan Amusti. (di sadur dari buku Mudra, Paiketan Perguruan Seruling Dewata, di tulis oleh Ki Nantra).

Mantram Guru :
untuk menjadikan para Dewa sebagai Guru rohani atau Guru Spriritual , seseorang harus memohonya sendiri secara langsung kepada : “Dewata Nawa Sanga” dengan merapalkan suatu mantram yang dinamakan Mantram Guru. Disamping merapalkan Mantram Guru, untuk selalu mendekatkan diri kepada para Dewa, manusia harus memuja para Dewa setiap hari sesuai ketentuan dengan menggunakan Astawa yang dinamakan “Nawa Sangga Astawa”. Adapun yang dinamakan Mantram Guru adalah sebagai berikut dan semua siswa harus merahasiakannya kepada orang lain karena merupakan kunci penghubung untuk mendapatkan bimbingan rohani dari para Dewa. (Silahkan hubungi Mandala atau Pesraman, bila ingin mengetahuai rahasia dari Mantram Guru yang maha suci ini). Seorang manusia yang telah bersungguh sungguh bertekad menjadikan para Dewa sebagai Guru Rohani, Guru Spiritual harus merapalkan mantram ini selama melakukan : Tapa Iswara, Tapa Wisnu, Tapa Rudra, Tapa Mahadewa, Tapa Maheswara, Tapa Sambu Sangkara, Tapa Brahma dan Tapa Siwa.

Nawa Sanga Astawa :

Penjelasan mengenai “Nawa Sanga Astawa”, pada intinya Nawa Sanga Astawa adalah sembilan mantram utama yang maha Rahasia. Disini disebutkan sebagai Mantram (Sembilan Mantram Utama), hanyalah untuk memudahkan pengertian semata. Karena dalam Perguruan Seruling Dewata sejak jaman dahulu sudah ada ketentuan “hanya kata kata suci dalam kitab suci Weda yang boleh disebut Mantram, diluar itu semua disebut sebagai Astawa, Puja, Stute, Sloka dan sebagainya”. Nawa Sanga Astawa terdiri dari Iswara Astawa, Wisnu Astawa, Rudra Astawa, Mahadewa Astawa, Maheswara Astawa,Sambu Astawa, Sangkara Astawa, Brahma Astawa, Siwa Astawa, manfaat yang diperoleh bagi seseorang yang rajin melakukan dan melaksanakan Nawa Sanga Astawa secara umum adalah :
  1. Membersihkan atau menyucikan atman dari dosa – dosa kelahiran terdahulu, penyucian ini dilakukan oleh Dewa yang dipuja.
  2. Melindungi diri dari gangguan niskala. Pada saat memuja Dewa menyucikan kita dengan sinar sucinya, kalau saat itu ada gangguan niskala sinar suci Dewa yang dipuja memusnahkan gangguan saat itu juga.
  3. Terhindar dari alam neraka yang penug dengan siksaan , Yogi dan Yogini yang rajin melakukan dan memuja Dewa Nawa Sanga akan terhindar dari neraka, karena Dewa yang dipujanya akan memberikan anugrah Dewa Stana yaitu tinggal di alam Dewa untukbermeditasi sampai mencapai Moksa.
  4. Membimbing manusia kearah Moksa, manunggal keesaan Hyang Widhi sebagai tujuan tertinggi dari agama kita. (Silahkan hubungi Mandala Tapak Suci atau Pesraman, bila ingin mengetahuai rahasia dari Nawa Sanga Astawa maha suci ini).

Doa baik berupa Mantram, Astawa, Stute, Sloka, dan sebagainya dapat dikelompokan atas beberapa macam, namun untuk memudahkan pengertian mantram, berikut beberapa jenis mantram antara lain :

  1. Paroksa Mantram, yaitu mantram yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi, mantram jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya lewat petunjuk yang d wahyukan oleh Hyang Widhi / Dewa-Dewa,
  2. Adyatmika Mantram , yaitu mantram yang memiliki tingkat kesukaran yang sedang , mantram ini dapat dimengerti maknanya melalui proses penyician diri. orang yang rohaninya masih kotor tidak mampu memahami arti dan makna Mantran ini.
  3. Pratyaksa Mantram, yaitu mantram yang mudah dipahami. untuk mengungkap arti dan makna mantram ini cukup mengandalkan kecerdasan pikiran dan indra.
  4. Satwika Mantram, yaitu mantram yang di ucapkan untuk pencerahan rohani, memperoleh sinar, kebijaksanaan, memperoleh kasih sayang yang tertinggi dari Hyang Widhi dan mendapatkan cinta kasih dan perwujudan Hyang Widhi.
  5. Rajasika Mantram, yaitu mantram yang diucapkan untuk memperoleh kekayaan , keselamatan, dan kemakmuran duniawi.
  6. Tamasika Mantram, yaitu mantram yang diucapkan untuk mendamaikan para Bhutakala, untuk melawan dan menghancurkan Bhutakala dan dari berbagai gangguan dari ilmu hitam lainnya.

Mudra Nawa Sanga secara lengkap adalah tahapan awal atau dasar atau pondasi latihan Cakra dan pembangkitan Kundalini. Meditasi pembukaan Cakra tanpa di awali latihan Mudra Nawa Sanga dapat berakibat buruk. Cakra yang telah terbuka disetiap putarannya memancarkan tenaga atau energi. Kemudian energi atau tenaga ini mengalir keseluruh tubuh manusia malalui Nadhis, dan Garanthi. kalau seseorang belum berlatih Mudra tentu Nadhis atau Garanthis tidak bersih atau masih kotor dan tertutup. energi Cakra yang sudah terbuka akan membobol Nadhis dan Garanthis secara paksa. kekotoran Nahis atau Garanthis ikut dipancarkan keseluruh tubuh dan mengendap di bagian tertentu. kekotoran Nadhis dan Garanthis yang mengendap di organ tubuh tertentu dapat mengganngu fungsi organ tubuh bersangkutan. fungsin organ yang terganggu akan menimbulkan berbagai gangguan penyakit. banyak penulis lihat praktisi Cakra dan Kundalini yang mengumpulkan sejumlah orang baru kemudian dibukakan Cakranya semua langsung begitu saja. Setiap orang selama 5-15 menit. tentunya Guru atau Master tidak tahu dan tidak memperhatikan apakah Nahis atau Garanthis orang baru dilihatnya itu sudah terbuka, bersih atau belum ?, hal ini tentunya bisa berakibat buruk bagi orang yang dibuka Cakranya dan ini sudah tentu merupaan suatu kesalahan besar, karena kelalaian dan kurang lengkapnya pengetahuan tentang Cakra dan Kundalini. Sebaiknya menurut Ki Nantra (Sesepuh Generasi IX) Perguruan Seruling Dewata sebelum membuka Cakra sebelumnya harus melakukan latihan Mudra sedikitnya 1-2 minggu.

Penjelaasan singkat mengenai Materi Tapak Suci Sembilan Dewa :

Seorang yogi untuk mendapatkan 2 (dua) anugrah utama yaitu : “Padma Mandala“ dan Dewa Sthana, harus melakukan 9 (sembilan), tahapan yang dinamakan “Tapa Nawa Sanga”, kesembilan Tapa Nawa Sanga tersebut adalah :

  1. Tapa Iswara,
  2. Tapa Wisnu,
  3. Tapa Rudra,
  4. Tapa Mahadewa,
  5. Tapa Maheswara,
  6. Tapa Sambu,
  7. Tapa Sangkara,
  8. Tapa Brahma,
  9. Tapa Siwa.

Anugrah Padma Mandala adalah anugerah disucikan dan dilindungi oleh Dewa-Dewa dari segala penjuru. “Anugerah Dewa Sthana“ adalah anugerah bisa tinggal dialam Dewa saat meninggal dan mendapat bimbingan rohani secara langsung dari Dewa dalam melakukan Samadhi sampai mencapai moksa.

Seorang Yogi/Yogini yang melakukan Tapa Nawa Sanga, melaksanakan materi pokok tiap-tiap Tapa, sebanyak 24 (dua puluh empat), kali latihan dengan ketentuan 1(satu) kali latihan di Pasraman/Padepokan yang dinamakan Mula Tapa dan 7 (tujuh kali) di Mandala masing-masing dan 16 (enam belas kali) dilakukan mandiri dirumah masing-masing.

Sebagai kegiatan akhir dari tiap-tiap Tapa, maka diadakan Tirta Yatra, ke Pura dimana kesembilan Dewa Nawa Sanga bersthana, seperti misalnya : Tapa Iswara nutup tapa di Pura Lempuyang, Tapa Wisnu Tutup Tapa di Pura Ulun Danu, dan yang lainnya sesuai dengan tempat dimana (Pura), Dewa tersebut bersthana.

Sehabis melakukan Tutup Tapa, dilanjutkan dengan latihan mental, berupa Harta Dana setulus hati untuk pembangunan Pasraman/Padepokan.

Yoga Cara Nawa Sanga

Nawa Sanga Yogacara adalah sembilan rangkaian sikap tubuh yang merupakan sikap sikap para Dewa Nawa Sanga sedang melakukan Yogacara. Kesembilan Yogacara ini adalah

  1. Iswara Yogacara,
  2. Wisnu Yogacara,
  3. Rudra Yogacara,
  4. Mahadewa Yoagasara,
  5. Maheswara Yogasara,
  6. Sambu Yogasara,
  7. Sangkara Yogasara,
  8. Brahma Yogasara,
  9. Siwa Yogasara.

Penjelasan lebih lanjut silahkan hubungi Pesraman Perguruan Seruling Dewata. sikap sikap Yogacara ini juga dapat difungsikan sebagai sikap sikap pencak silat . jumlah sikap atau gerakan dari masing masing yogacara ini dari masing masing Dewa Nawa Sanga sesuai dengan jumlah uripnya, seperti Iswara Yogacara terdiri dari 5 gerakan , Wisnu Yogacara terdiri dari 4 sikap atau gerakan, Rudra Yogacara terdiri dari 3 sikap atau gerakan , Mahadewa Yogacara terdiri dari 7 sikap atau gerakan, Maheswara Yogacara terdiri dari 8 sikap atau gerakan, Sambu Yogacara terdiri dari 6 gerakan atau sikap, Sangkara Yogacara terdiri dari 1 gerakan atau sikap, Brahma Yogacara terdiri dari 9 sikap atau gerakan sedangkan Ciwa Yogacara terdiri dari 8 sikap atau gerakan silat.

Berikut penulis akan memberikan lima contoh Yogacara yaitu Iswara Yogacara , Wisnu Yogacara, Rudra Yogacara, Mahadewa Yogacara, dan Maheswara Yogacara :

Iswara Yogacara ( 4 dari 5 gerakan Yoga )

  1. Kaki Kiri geser kebelakang tekuk. Kaki Kanan didepan lurus. Tubuh rendah dan doyong kebelakang ” K.Doyong kesamping Kiri”, dada dibusungkan. Kedua tanagn mekar , tangan kiri diatas kepala, tangan kanan diketiak kiri. Mata memandang lurus kedepan.
  2. Kaki kanan angkat, turunkan didepan lalu kaki kiri maju tekuk, kaki kanan dibelakang lurus “K. Doyong Depan” tubuh rendah dan doyong kedepan, daad dibusungkan. Keua tangan mekar. Keduanya menyerang kedepan dengan tapak tangan. Mata memandang lurus kedepan.
  3. Kaki kanan angkat turunkan disamping kiri. Lalu kaki kiri geser kekiri melewati kaki kanan tekuk, kaki kanan lurus “K doyong kesamping kiri” tubunh rendah dan doyong kekiri , dada dibusungkan. Kedua tangan mekar, tangan kiri menagkis kekiri sikut tekuk, tapak dibelakang. Tangan kanan menyerang kedepan dengan tapak tangan. Mata memandang lurus kedepan.
  4. Kemudian hadap kanan, kaki kanan angkat turunkan didepan lalu kaki kiri maju “K. siku-siku”, kedua lutut tekuk, tubuh rendah dan dada dibusungkan. Kedua tangan mekar menyerang kekiri dan kekanan dengan tapak tangan. Mata memandang kedepan lurus

wisnu yogacara

  1. Kaki kanan maju ke depan, kedua lutut ditekuk “K.siku-siku”, tubuh rendah dan punggung membungkuk.kedua tangan mekar. Tangan kiri menekan kebawah siku tekuk kekiri, tapak dibawah jari dikanan. Tangan kanan mendorong kedepan atas dengan tapak tangan, siku tekuk jari diatas, mata memandang lurus kedepan.
  2. Kaki kiri maju, tubuh miring kekanan kedua lutut “K kangkang”, tubuh rendah, punngung membungkuk.kedua tangan mekar mendorong kebawah bersamaan, sikut tekuk keluar, tapak dibawah jari didalam. Mata memandang kebawah.
  3. Kaki kiri didepan tekuk, kaki kanan di belakang lurus “K Doyong Kedepan”, tubuh rendah dan doyong kedepan, dada dibusungkan. Kedua tangan mekar .tangan kanan mendorong kedepan atas, sikut tekuk tapak didepan, jari diatas. Tangan kiri diketiak kanan tapak dikanan jari diatas. Mata memandang lurus kedepan.
  4. Kemudian tubuh miring kekanan. Kaki kanan angkat ” K. Berdiri satu kaki ” kedua tangan mekar .tangan kanan menyerang kebelakang bawah, jari dikanan, tapak dibelakang bawah.tangan kiri dipundak kanan jari diatas. Mata memandang kebelakang bawah.

Rudra Yogacara

i. Kaki kiri geser kebelakang tekuk, kaki kanan didepan lutut “K. Doyong Kesamping kiri” tubuh rendah dan doyong kebelakang, dada dibusungkan. Kedua tangan mekar gerakan bersamaan, tangan kiri kekiri belakang , sikut ditekuk keras, tapak diatas, ujung jari dikiri belakang Tangan kanan gerakan kedepan, sikut sedikit ditekuk , tapak diatas, jari diatas. Mata memandang lurus kedepan.
ii. Kaki kanan didepan “K. Tapak Ngandang” , perlahan kaki kiri diangkat membentuk “K.berdiri satu kaki”. Kedua tangan mekar .tangan kiri gerakan kedepan setinggi pundak sikut tekuk, tapak diatas, jari didepan.tangan kanan melintang didepan leher, siu tekuk tapak didepan, jari dikiri. Mata memandang lurus kedepan.
iii. Kaki kiri turunkan didepan tekuk, kaki kanan dibelakang lurus” K. doyong kedepan” tubuh rendah dan doyong kedepan, dada dibusungkan. Kedua tangan mekar, tangan kiri diatas kepala. Tangan kanan menyerang kedepan dari bawah keatas, sikut tekuk, tapak didepan atas, jari lurus kedepan bawah. Mata memandang lurus kedepan.

Mahadewa Yogacara

i. Kaki kiri angkat menempel dibelakang lutut kanan. Kedua tangan mekar.tangan kiri dipinggang kiri, tapak didepan dan jari dibawah. Tangan kanan menyerang kedepan, sikut sedikit ditekuk, tapak disepan, jari diatas. Mata memandang didepan.

ii. Kaki turunkan disamping kiri “K Kangkang”, tubuh rendah, dada dibusungkan. Kedua tangan mekar, silang didepan dada, lalu secara bersamaan kedua tangan gerakan keatas, sikut tekuk keluar, tapak diatas, jari didalam. Mata memandang lurus keatas.

iii. Kaki kanan geser kebelakang langsung balik badan. Kaki kanan didepan tekuk. Kaki kanan didepan tekuk. Kaki kiri dibelakang lurus “K. Doyong kedepan”, tubuh rendah dan dada dibusungkan. Kedua tangan mekar.tangan kanan menyerang kekanan, tangan kiri menyerang kedepan. Mata memandang lurus kedepan.

iv. Kemudian balik badan , kaki kiri angkat ” Berdiri satu kaki”, kedua tangan mekar, secara bersamaan tangan kanan menyerang kedepan dan tangan kiri menyerang kebelakang kedua tangan jarinya diatas. Mata memandang kedepan.

v. Kaki kiri turunkan didepan, lalu kaki kanan maju selangkah . kedua lutut ditekuk “K.Siku-Siku”, tubuh rendah adda dibusungkan.kedua tangan mekar . tangan kiri menyerang kekiri sikut sedikut ditekuk, tapak kiri, jari diatas. Tangan kanan menyerang kedepan, sikut sedikit ditekuk, tapak kanan didepan, jari diatas. Mata memandang lurus kedepan.

dan seterusnya ………………

Maheswara Yogacara

i. Kaki kanan geser kebelakang, kedua lutut tekuk ” K Siku-siku, tubuh rendah dan dada dibusungkan. Kedua tangan mekar. Tangan kiri menagnkis keluar bawah, tapak dibawah.jari didalam. Tangan kanan menyerang kedepan, sikut sedikit ditekuk, tapak didepan.jari diatas .mata memandang kedepan.

ii. Kaki kanan angkat tempelkan didepan lutut kiri ” Duduk tanpa Kursi”, tubuh rendah dan ada dubusungkan. Kedua tangan mekar, keduanya gerakan setinggi dada. Tangan kanan dibawah , tapak dikiri, jari dibawah. Tangan kiri diatas, tapak dikanan, jari diatas. Mata memandang lurus kedepan.

iii. Kemudian posisi kaki tetap sama. Kedua tangan mekar , tangan kanan gerakan kebawah.tangan kiri gerakan ke atas, lalu kedua tangan putar sedemikian rupa sehingga membentuk posisi tangan kiri melintang datar didepan perut, tapak diatas jari dikanan.tangan kanan tegak diatas tapak tangan kiri, sikut tekuk, tapak dikiri, jari atas. Mata memandang kedepan.

iv. Kemuddian posisi kaki tetap sama. Kedua tangan mekar, gerakan secara bersamaan kekiri dan kekanan setinggi dada. Kedua sikut sedikit ditekuk, tapak diluar dan jari diatas. Mata emandang lurus kedepan.

v. Kaki kanan turunkan dibelakang tekuk, kaki kiri didepan lurus “K.Doyong kesamping kanan”. Tubuh rendah dan doyong kebelakang. Dada dibusungkan. Kedua tangan mekar tangan kiri gerakan lurus kebawah.tangan kanan dipundak kiri, jari diatas. Mata memandang lurus kedepan.

vi. Kaki kiri di depan tekuk, kaki kanan dibelakang lurus ” K. Doyong ke Depan” tubuh rendah dan doyong kedepan, dada dibusungkan. Kedua tangan mekar, tangan kanan meyerang kedepan bawah setinggi kemaluan/pusar, sikut sedikit ditekuk, tapak didepan, jari dibawah. Tangan kanan dipundak kiri. Mata memandang lurus kedepan.

Sambu Yogacara i. Kaki kanan maju kedepan tekuk, kaki kiri dibelakang lurus ” K. Doyong Kedepan ” Tubuh rendah dan doyong kedepan, dada dibusungkan. Kedua tangan mekar. Tangan kanan gerakan kedepan setinggi dada, sikut sedikit ditekuk, tapak didepan , jari diatas. Tangan kiri diketiak kanan, tapak di kanan, jari diatas. Mata memandang lurus kedepan.

ii. Kaki kanan angkat ” K. berdiri sati kaki”, kedua tangan mekar . tangan kanan menyerang kekanan bawah, sikut sedikit ditekuk, tapak dikanan bawah, jari didepan. Tangan kiri dipundak kanan, tapak dikanan, jari diatas. Mata memandang lurus kedepan. iii. Kaki kanan turunkan jauh disebelah kanan, lalu kaki kiri rapatkan dengan kaki kanan. Kedua tangan mekar, tangan kanan di pinggang kanan tapak didepan, jari dibawah. Tangan kiri dipundak kanan , tapak dikanan , jari diatas. Lalu secara bersamaan kedua tangan menyerang kedepan dengan tapak kanan, jari diatas, sikut ditekuk, mata memandang kedepan.

iv. Kemudian hadap kanan, kaki kanan angkat ” K. Berdiri satu kaki “. Kedua tangan mekar, tangan kanan menyerang kekanan sikut ditekuk, tapak dikanan, jari diatas. Tangan kiri menyerang kedepan, sikut sedikut ditekuk, tapak didepan, jari diatas, mata memandang kedepan .

Sangkara Yogacara

i. Kaki kiri angkat, turunkan dikanan belakang, lalu kaki kanan mundur melewati kaki kiri tekuk, kaki kiri didepan lurus ” K. Doyong Kesamping kanan ” tubuh rendah dan doyong kebelakang. Kedua tangan cakupkan didada kanan. Kemudian secepatnya tubuh rendah dan doyong kedepan ” K. Doyong kedepan ” kedua tangan gerakan kedepan mekar didepan jari diatas, sikut sedikit ditekuk

Brahma Yogacara

i. Kaki kiri geser kekiri segaris “ K. Kangkang “, tubuh rendah dan dada dibusungkan. Kedua tangan mekar. Keduanya gerakan memutar arah “ luar-bawah-dalam, lalu keduanya secara bersamaan gerakan lurus keatas , sikut sedikit ditekuk, tapak diatas, jari diluar, mata memandang lurus keatas.

ii. Kaki kanan geser kekiri segaris melalui belakang kaki kiri “ K. Silang “ tubuh rendah dan dada dibusungkan. Kedua tangan mekar, secara bersamaan gerakan keatas, sikut sedikit ditekuk, tapak diatas jari diluar, mata memandang lurus kedepan.

iii. Kaki kiri geser kekiri segaris melewati kaki kanan tekuk kaki kanan lurus “ K. Doyong Kesamping Kiri”, tubuh rendah dan doyong kekiri, dada dibusungkan . kedua tangan mekar secara bersamaan gerakan keatas, tapak diatas, jari dibelakang, mata memandang lurus keatas.

iv. Kemudian mundur tiga langkah, diawali kaki kanan lalul kaki kiri kembali kaki kanan. Posisi akhir kaki kanan dibelakang tekuk. Kaki kiri didepan lurus “ K. Doyong Kesamping kanan “, tubuh rendah dan doyong kebelakang dada dibusungkan. Kedua tangan mekar secara bersamaan tangan kanan keatas tapak diatas, jari dikiri dan tanagn kiri kedepan tapak didepan, jari diatas, mata memandang kedepan.

Siwa Yogacara

i. Kaki rapat , tubuh berdiri tegak. Kedua tangan mekar putar arah ” Atas-luar-bawah-dalam-atas”, lalu membentuk cakupan didepan dada. Selanjutnya cakupan tangan gerakan lurus keatas-membuka keluar-lurus kesaming-lurus kebawah-Tapak bersusun didepan pusar kanan diatas- tapak tangan diangkat setinggi dada. Selanjutnya kedua tangan dorong kedepan setinggi dada, ujung ibu jari bersentuhan, ujung telunjuk saling bersentuhan membentuk segi tiga kedua jari tengah, jari manis, kelingking tekuk.

ii. Kaki kiri geser segaris tekuk, kaki kanan lurus ” K. Doyong Kesamping kiri “, tubuh rendah dan doyong kekiri dada dibusungkan. Kedua tangan mekar secara bersamaan gerakan keatas, tapak diatas, jari disamping , mata memandang keatas.

iii. kaki kanan angkat, tubuh hadap kiri , tubuh membungkuk kedepan lutut kanan mendekati dada. Kedua tangan mekar, keduanya gerakan kebelakng, tapak dibelakng, jari dibawah, mata memandang kedepan bawah.

iv. Kaki kanan turunkan didepan, lalu kaki kiri maju selangkah tekuk, kaki kanan dibelakang lurus ” K. Doyong Kedepan “, tubuh rendah dan doyong kedepan, dada dibusungkan, kedua tangan mekar secara bersamaan gerakan kedepan, tapak didepan agak kedalam, jari dibawah, mata memandang lurus kedepan.